Di era modern yang serba dinamis ini, organisasi seperti perusahaan berusaha untuk selalu berubah dari waktu ke waktu. Semboyan “today has to be better than yesterday” berusaha untuk ditanamkan ke seluruh jajaran manajemen dan karyawan. Sistem informasi sebagai salah satu komponen utama perusahaan modern juga tidak lepas dari tuntutan untuk selalu memperbaiki kinerjanya. Perkembangan teknologi informasi (TI) yang kecepatannya eksponensial saat ini memberikan dampak yang cukup besar bagi perusahaan yang ingin selalu beradaptasi dengan teknologi terbaru. Ada satu masalah yang kerap diperdebatkan antara praktisi TI dan manajemen: perubahan semacam apakah yang cocok diterapkan di perusahaan? Di lihat dari kacamata manajemen organisasi, perubahan secara evolusioner (perlahan-lahan) yang cenderung dipilih, berlawanan dengan pendekatan perubahan revolusioner yang cocok diterapkan jika ingin selalu memanfaatkan TI terbaru.
Produk-produk TI berbasis internet, intranet, dan ekstranet merupakan tulang punggung dalam jaringan kerja ini. Tentu saja derajat transformasi yang akan dialami perusahaan akan semakin besar,karena bisa dibayangkan tingkat kompleksitas penyusunan proses dan prosedur untuk beberapa perusahaan yang ingin bekerja dalam proses penciptaan produk-produk baru. Singkatnya adalah perubahan ini disebabkan karena kemajuan TI yang tercanggih (state-of-the-art) menawarkan kesempatan (opportunity) baru bagi perusahaan untuk menciptakan jenis-jenis produk atau pelayanan yang lain dari pada yang lain.
Implementasi TI dapat diterapkan pada kegiatan bisnis, kegiatan perkantoran, kegiatan komunikasi, kegiatan pelatihan dan kegiatan lain yang berbasis komputer. Jaringan yang berbasis TI adalah Internet, Intranet, Extranet, yang merupakan sarana komunikasi modern dan dapat digunakan untuk saling bertukar data. Dengan melalui internet, intranet, extranet dapat membangun kerjasama dan berintegrasi satu dengan lainnya dalam pencapaian tujuan bisnis. Terbentuknya kerjasama dan terintegrasian akan meningkatkan kompetensi SDM dalam penyelesaian tugas.
Dengan pesatnya perkembangan penggunaan Internet saat ini, dan salah satu contohnya dalam program pelatihan, maka akan mengubah cara bagaimana pelatihan untuk bisa meningkatkan kompetensi SDM. Semakin banyaknya karyawan (SDM) yang mengggunakan Komputer dan telah mengakses ke gerbang (portal) Internet, maka dunia web sebagai sarana akan dapat mendistribusikan pelatihan kepada para karyawan (SDM). Bahkan perusahaan membuat program pembelajaran bagi karyawannya melalui media Local Area Network (LAN), internet ataupun intranet yang lebih dikenal dengan e-Learning.
eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
Dari definisi diatas dapat digunakan untuk membuat bagan komponen e-Learning. Dengan kata lain, komponen yang membentuk e-Learning adalah:
Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk peralatan teleconference.
Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di perusahaan.
Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh pegawai/karyawan kapanpun dan dimanapun.
Adapun strategi implementasi e-Learning, parameternya terlalu banyak, tergantung kebutuhan, kultur institusi, ketersediaan dana dan berbagai faktor lain. IlmuKomputer.Com menerapkan strategi seperti e-Learning di beberapa perusahaan dan universitas tentang implementasi e-Learning biasanya berupa:
e-Learning harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier, insentif, dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna (pembelajar, instruktur, admin)
Pada masa sosialisasi terapkan blended eLearning untuk melatih behavior pengguna dalam e-life style (tidak langsung full e-Learning)
Project eLearning adalah institution initiative dan bukan hanya IT or HRD initiative
Jadikan pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri pengguna), tidak hanya object semata.
Memberikan stimulus berupa penetapan reward (insentif) bagi para karyawan yang telah menyelesaikan program pembelajaran melalui e-learning.
Perlu dicatat bersama bahwa kegagalan implementasi e-Learning kebanyakan bukan karena masalah tools, software atau infrastruktur. Tapi kebanyakan karena human factor, karena beratnya perubahan kultur kerja dan karena tidak adanya kemauan untuk knowledge sharing.
Dari sebuah studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40 perusahaan besar menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk mengikuti pelatihan yang menggunakan konsep e-Learning. Ketika e-Learning itu diwajibkan kepada mereka 30% menolak untuk mengikuti [Dublin, 2003]. Sedangkan studi lain mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti e-Learning, 50-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir [Delio, 2000]
Jadi dengan melalui dunia web, maka para karyawan akan bertambah pengetahuannya yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Keistimewaan Internet dalam penggunaannya untuk penyebaran informasi maupun kebutuhan pelatihan adalah dapat menjangkau lokasi yang jauh dan secara on line. Keuntungan lain bila pelatihan melalui web adalah pelatihan dapat diperbaharui sesuai perkembangan global dan dapat dikomunikasikan secara cepat dan mudah kepada para karyawan (SDM), sehingga kompetensi para karyawan (SDM) akan semakin bertambah. (Continuous improvement).
Implementasi TI tidak hanya untuk kebutuhan pelatihan jarak jauh saja, tetapi dapat digunakan untuk kepentingan-kepentingan lainnya ( Sistem Informasi Manajemen, jurnalistik, telekomunikasi, informasi hasil penelitian, perhitungan, e-commerce, e-business, dll ). Teknologi informasi semakin bertambah maju dengan pesat dalam kemampuannya mengolah data menjadi informasi penting yang diperlukan dalam interaksi bisnis bagi perusahaan.
Teknologi informasi menunjang sekali dalam mempercepat proses bisnis yang dijalankan perusahaan. Kecepatan dan keakuratan yang diciptakan TI akan meningkatkan kompetensi SDM dalam menyelesaikan tugas dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Peningkatan kompetensi SDM di Perusahaan sangat mendukung sekali untuk kemajuan Perusahaan yang terlibat dalam persaingan bisnis. SDM merupakan Brainware yang selalu mengeluarkan ide-ide penting untuk kemajuan Perusahaan. Gagasan-gagasan selalu dikembangkan oleh SDM yang profesional dalam memajukan Perusahaan. Oleh karena itu SDM perlu ditingkatkan kompetensinya secara terus menerus untuk menyesuaikan perkembangan ekonomi dan teknologi. Dunia sekarang ini dan di masa yang akan datang selalu menginginkan proses kegiatan yang serba cepat dan akurat, maka untuk itu perlu sarana TI dalam proses kegiatan yang dilakukan tersebut. Kecepatan dan keakuratan dalam menyelesaikan tugas merupakan peningkatan kompetensi SDM. Kompetensi SDM meningkat, maka produktivitas dan kualitas akan meningkat. Peningkatan produktivitas dan kualitas akan meningkatkan Profitability perusahaan. Peningkatan Profitability akan membawa Karyawan (SDM) lebih sejahtera dan akan memperoleh nilai kompensasi yang sesuai (Employee satisfaction). Jadi dengan meningkatnya kompetensi SDM , maka akan diikuti dengan meningkatnya nilai kompensasi bagi SDM itu sendiri.